JAYA LAH SELALU SUMATRA SELATAN KU

Sabtu, 11 Juni 2011

adat pernikahan di palembang

SETIAP daerah pasti mempunyai adat-istiadat, misalnya adat perkawinan, tidak terkecuali daerah Palembang yang banyak sekali prosesi-prosesi dalam acara perkawinan tersebut.
Melamar
Pertama-tama keluarga calon mempelai laki-laki mengadakan observasi atau pengamatan terhadap calon mempelai wanita dan keluarganya. Begitu juga sebaliknya, keluarga calon mempelai wanita mengadakan pengamatan juga terhadap calon mempelai laki-laki dan keluarganya
Dalam pengamatan ini untuk mengetahui asal-usul, silsilah, dan gelarnya masing-masing. Gelar suku Palembang ada empat (4) tingkatan, antara lain:
      UNTUK PRIA                                          UNTUK WANITA
  • Raden                                                  Raden Ayu
  • Masagus                                              Masayu
  • Kemas                                                  Nyimas
  • Kiagus                                                  Nyayu
Setelah mengetahui hal-hal yang paling kecil sekalipun, maka keluarga calon mempelai laki-laki mengutus beberapa orang untuk melamar pada pihak keluarga calon mempelai wanita. Utusan ini dipimpin oleh seorang yang pandai berbicara, baik masalah adat maupun masalah-masalah yang lainnya
Rombongan utusan ini membawa sangkek-sangkek yang berisi bahan-bahan mentah, seperti: Gula, gandum, telur, dan lain-lain. Jumlah sangkek-sangkek ini selalu ganjil, yaitu: tiga, lima, tujuh, dan seterusnya. Jumlah sangkek-sangkek ini juga menunjukkan tingkat kemampuan sosial ekonomi dari keluarga pihak mempelai laki-laki.
Mutus Kato
Setelah acara melamar yang dilakukan oleh utusan keluarga calon mempelai laki-laki kepada keluarga calon mempelai wanita selesai, utusan keluarga calon mempelai laki-laki dan keluarga calon mempelai wanita akan menuju kata sepakat dengan nama, “mutus kato”.
Mutus kato ini adalah memutuskan dan menetapkan kata sepakat tentang akan dilaksanakan pada hari, tanggal, dan tahun pernikahan atau perkawinan tersebut.
Akad Nikah
Pada hari yang telah ditentukan telah tiba, yakni hari akad nikah dan hari munggah. Akad nikah akan dilaksanakan pada hari Minggu pagi di rumah orangtuanya sendiri dan disaksikan oleh dua orang saksi. Saksi pertama mewakili dari pihak mempelai wanita dan saksi kedua mewakili dari pihak mempelai laki-laki serta dihadiri undangan-undangan lainnya.
Munggah
Setelah akad nikah selesai, kemudian pada hari Minggu siang mempelai laki-laki dibawa oleh keluarganya ke rumah mempelai wanita dan diarak pakai rebana. Mempelai laki-laki diantar oleh keluarganya dengan membawa barang-barang, dari bahan makanan sampai pakaian, yang diletakkan di dalam nampan atau hidangan, namanya “gawaan”.
Mempelai laki-laki didampingi seorang pendamping, yang membawa bunga langsir. Ini melambangkan penyerahkan dari pihak laki-laki untuk diterimakannya menjadi keluarga pada pihak wanita. Arak-arakan ini dinamakan “munggah”.
Nganter Bangkeng
Setelah acara munggah selesai, malamnya rombongan muda-mudi dari pihak laki-laki datang ke rumah mempelai wanita untuk mengantarkan pakaian-pakaian mempelai laki-laki. Muda-mudi dari pihak laki-laki ini disambut oleh muda-mudi dari pihak wanita dengan mengadakan acara gayung bersambut sampai larut malam. Inilah yang dinamakan acara “nganter bangkeng”.
Perayaan
Hari perayaan diadakan pada hari Senin di rumah mempelai laki-laki. Pada hari perayaan ini, kedua mempelai dijemput oleh pihak keluarga mempelai laki-laki untuk dibawa ke rumah keluarga mempelai laki-laki, untuk mengadakan suatu acara yang dinamakan “perayaan”.
Acara perayaan ini khusus untuk remaja putri atau gadis-gadis saja, dengan memakai dan mengenakan baju kebaya dan berkain panjang serta berselendang. Hiburannya adalah orkes melayu atau orkes gambus.
Malam Selasa, rombongan muda-mudi dari pihak mempelai wanita datang ke rumah mempelai laki-laki. Kedatangannya disambut oleh muda-mudi dari pihak mempelai laki-laki dan diisi dengan acara gayung bersambut. Inilah yang dinamakan “nyanjoi”.
Pada hari Rabu, kedua mempelai dijemput oleh pihak keluarga mempelai wanita untuk dibawa ke rumah mempelai wanita. Maksud penjemputan ini adalah untuk mengadakan acara perayaan yang kedua kalinya, karena perayaan yang pertama sudah diadakan di rumah mempelai laki-laki. Acara perayaan ini tidak jauh berbeda dengan yang diadakan di rumah mempelai laki-laki yang lalu.
Setelah acara perayaan di rumah mempelai wanita ini selesai, pada sore harinya ada lagi acara pengantin mandi dan diikuti oleh semua keluarga. Acara ini dinamakan “mandi simburan”.
Pada malam Kamis, pihak keluarga mempelai wanita mengadakan acara, “beratip”. Acara ini sebagai penutup dari semua acara yang telah diadakan oleh pihak keluarga kedua mempelai. Acara ini juga untuk menyatakan rasa syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan taufik, hidayah, dan rahmat-Nya kepada keluarga yang telah mengadakan semua acara dengan sukses dan selamat
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

yang fb komen di sini